Error Control

Forward Error Control (FEC)
Prinsip dasar dari FEC adalah receiver mampu membetulkan sendiri kesalahan data yang sudah diterima, karena selain menerima data juga menerima bit-bit redundansi yang diperlukan. Metode FEC yang digunakan pada sistem HSDPA yaitu teknik turbo code, dimana teknik ini lebih effisien dibanding convolutional code. Turbo code terbentuk dari dua encoder yang di paralel dan dipisahkan oleh sebuah interleaver. Kedua encoder yang digunakan identik dan interleaver berfungsi untuk mengacak bit yang masuk ke salah satu encoder sehingga berbeda dengan encoder yang lain.

 

Encoder yang digunakan juga merupakan recursive systematic convolutional (RSC) yang artinya bit input harus ada dalam output yang dihasilkan (systematic).

 

RSC bisa dihasilkan dari convolutional encoder ½ (nonsystematic convolutional code (NSC)) dengan cara mem-feedback salah satu parity output ke input sehingga hanya satu parity yang akan dikirim ditambah dengan bit input (systematic) yang menggantikan salah satu parity yang telah di feedback


Automatic Repeat Request (ARQ)
Pada skema ARQ yang konvensional, frame errors diperiksa di ujung penerima oleh kode pendeteksi error (biasanya cyclic redundancy check (CRC)). Jika sebuah frame melewati CRC, ujung penerima akan mengirimkan acknowledgement (ACK) atas keberhasilan pengiriman ke receiver. Jika sebuah frame tidak berhasil melewati CRC, ujung penerima akan mengirimkan negative-acknowledgement (NACK) untuk meminta pengiriman ulang. Ada beberapa cara untuk melakukan permintaan pengiriman ulang paket data yang salah, yaitu Stop and Wait, Selective Repeat, dan Go Back N. Pada sistem HSDPA digunakan metode stop and wait, dimana transmitter akan menunggu hingga receiver mengirim sinyal ACK jika tidak ada error, atau sinyal NACK jika terdapat error pada paket data yang dikirimkan. Setelah sinyal ACK/NACK diterima barulah transmitter mengirim paket data yang diinginkan.

Hybrid Automatic Repeat Request (HARQ)
Hybrid ARQ merupakan varian dari metode error control ARQ yang memberikan kinerja yang lebih baik dari ARQ yang biasa terutama sekali pada kanal wireless. Hybrid ARQ merupakan penggabungan metode Forward Error Control (FEC) dan Automatic Repeat Request (ARQ). Satu entity (kesatuan HARQ) menangani satu user. Tiap satu entity HARQ mendukung beberapa proses HARQ secara parallel

 

Berdasarkan skema diatas fungsi HARQ ada 2 yaitu:
  • First Rate Matching, untuk mencocokkan jumlah bit keluaran turbo encoder dengan jumlah bit di UE soft buffering capability (virtual IR buffer).
  • Second Rate Maching, untuk mencocokkan jumlah bit keluaran first matching dengan jumlah bit pada channel bits. Pada proses retransmisi bit parity yang ditambahkan akan berbeda beda pada setiap pengirimannya dimana hal ini dikontrol oleh parameter RV (redudancy version).
Metode Hybrid ARQ sendiri ada 2 jenis yaitu:
1.Chase Combining
Bentuk paling sederhana dari skema Hybrid ARQ dapat ditunjukkan oleh metode Chase Combining. Pada paket data retransmisi identik (sama) dengan paket data yang pertama kali dikirim. Pada chase combining paket data awal yang terdapat error tidak dibuang namun tetap disimpan, setelah paket data baru yang identik dengan paket lama dikirim barulah kemudian digabung untuk kemudian di decoding. Metode chase combining juga dikenal dengan tipe III HARQ dengan satu RV (redundancy version)

 

2. Incremental Redundancy
Incremental Redundancy adalah teknik lain dari H-ARQ, dimana pada proses retransmisi akan ditambahkan bit-bit redundant pada paket. Sehingga paket data yang dikirimkan ulang lebih tahan terhadap noise dan memperkecil terjadinya error. Ketika terdapat error di pengiriman pertama, maka penerima akan mengirimkan negativeacknowledgement (NACK). Pengirim akan mengirimkan ulang paket data dimana paket data yang dikirim adalah bit-bit redundant sehingga komponen bitnya berbeda dari pengiriman awal. Pengiriman bit-bit tersebut dikontrol oleh RV (redundant version).

 


 Subscribe in a reader

Followers

Kunjungan



free counters