Lebih dalam mengenai ROUTING. (bagian 1)

A. Transmisi Data di Jaringan Lokal
Routing adalah proses membawa paket data dari suatu situs asal ke situs tujuan melalui satu atau beberapa situs lainnya. Istilah-istilah dalam routing:
  • Alamat tujuan
  • Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote
  • Route yang mungkin ke semua network remote
Router menyimpan tabel routing yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote. Route terbaik untuk setiap network remote


Komputer A bergabung dengan jaringan 10.0.0.0 dengan nomor IP 10.0.0.1. Jika A ingin berhubungan dengan B dan R, maka A akan memeriksa tabel routing yang berada di komputernya.


Untuk jaringan 10.0.0.0 seperti ke 10.0.0.2 dan 10.0.0.3, maka interface yang digunakan untuk transmisi data adalah melalui jaringan lokal.

Ethernet.
Agar dapat berkomunikasi dengan 10.0.0.2 (dari A ke B), maka A membutuhkan Hardware Address dari B. Untuk mendapatkan address tersebut, A melakukan ARP broadcast.



A mengirim ARP request ke alamat broadcast 255.255.255.255, untuk menanyakan MAC address dari 10.0.0.2.

Jenis-jenis routing :
  • Routing statis/Static Routing dan Routing default
  • Routing dinamis/dynamic routing
B. Transmisi Data di Jaringan Non Lokal
Static Routing dan Default Routing




Bila A ingin berhubungan dengan C pada jaringan 20.0.0.0, maka A tidak dapat melakukan hal tersebut, karena tabel routing di A tidak mempunyai informasi untuk dapat mencapai jaringan 20.0.0.0 tersebut.


Agar komunikasi dapat dilakukan, maka Administrator di A harus memberikan informasi ke tabel routing, yaitu bagaimana dapat mencapai jaringan 20.0.0.0 tersebut.
Ada 2 cara sebagai solusi, yaitu dengan memasukkan STATIC Routing, atau menggunakan DEFAULT Routing

Rute Statik adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP “internetwork”.
Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan route-route di routing table dari setiap router.
Routing statis memiliki kentungan-keuntungan berikut:
  • Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan routeng dinamis)
  • Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
  • Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.
  • Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:
  • Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
  • Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan sebuah route kesemua router—secara manual.
  • Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri.
Pada kasus tersebut, Static Routing akan berfungsi sebagai berikut:
Tabel Routing A


Artinya, untuk mencapai simpul pada jaringan 20.0.0.0, maka paket data harus terlebih dahulu dikirim ke 10.0.0.3.

Kelemahan dari konfigurasi tersebut adalah, bila ada jaringan baru, maka harus dibuat static routing yang baru. Karena itu alternatif lain adalah menggunakan default routing.
Tabel Routing A:


Default routing umumnya direpresentasikan melalui jaringan 0.0.0.0. Bila A menerima jaringan tujuan yang tidak terdaftar pada tabel routing, maka A akan menggunakan default routing. Default routing tidak lain adalah static routing dengan tujuan 0.0.0.0.
Bila diteliti lebih lanjut, maka tabel routing yang berada di R adalah sebagai berikut:
Tabel Routing R:


C. Router
Adalah peralatan jaringan yang menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lainnya. Router minimal memiliki 2 network interface.


Jika terdapat 3 buah jaringan, yaitu 10, 20 dan 30 maka routing tabel pada masing-masing router adalah sebagai berikut:
a. Tabel Routing R1:


b. Tabel Routing R2:


Simpul jaringan 10.0.0.0 tidak dapat menghubungi jaringan 30.0.0.0 dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena router R1 tidak mempunyai informasi tentang dimana jaringan 30.0.0.0, router R2 juga tidak mempunyai informasi tentang jaringan 10.0.0.0.

Informasi dapat diberikan kepada router melalui static routing, namun jika jaringan tersebut berkembang dengan menempatkan banyak router,  maka administrator akan mendapatkan kesulitan skalabilitas. Setiap kali terjadi perubahan jaringan, maka administrator harus mengubah informasi tersebut.
Masalah pertukaran informasi ini diselesaikan dengan protokol yang disebut protokol routing. Protokol ini digunakan router untuk saling memberikan informasi tentang jaringan yang diketahuinya.


Selanjutnya tabel routing pada masing-masing router akan berbentuk sebagai berikut:
a. Tabel Routing R1


b. Tabel Routing R2


Metric: Ukuran biaya yang akan diperhitungkan oleh router dalam menentukan rute terbaik (the best path). Metric tersebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (HOP Count).



Followers

Kunjungan



free counters