Komunikasi Multipoint pada Jaringan Komputer (Bag. 1)

Aplikasi tradisional pada jaringan TCP/IP umumnya hanya melibatkan komunikasi antara dua host. Dalam perkembangannya pengguna jaringan mulai merasakan kebutuhan untuk melakukan komunikasi yang melibatkan lebih dari dua pihak secara bersamaan. beberapa aplikasi pada jaringan komputer mulai membutuhkan komunikasi multipoint, diantaranya aplikasi chat bersama, audio dan video broadcast untuk membuat siaran radio dan TV pada jaringan komputer, serta aplikasi video conference yang bersifat multimedia, real-time dan interaktif Jika ditinjau dari cara penerimaan datagram oleh host pada jaringan TCP/IP, ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendesain aplikasi jaringan yang bersifat multipoint
yaitu:

Unicast
Komuniksai point-to-point yang sangat klasik menggunakan datagram IP dengan mode unicast. Pada mode unicast setiap datagram mempunyai alamat tujuan yang unik (milik host tertentu). Komunikasi multipoint dapat diwujudkan dengan cara membuat beberapa hubungan sekaligus pada beberapa host, yang masing-masing mengirimkan datagram unicast. Lapisan aplikasi akan mengirimkan satu kopi untuk setiap host yang menjadi anggota komunikasi multipoint ini. Teknik ini sangat sederhana untuk diimplementasikan, karena prinsipnya hanya berdasarkan kemampuan multitasking dari suatu host untuk melayani berbagai aplikasi dari beberapa host sekaligus.

Namun demikian cara ini memiliki keterbatasan, teruatama jika jumlah host yang terlibat dalam komuniksi multipoint ini sangat banyak. Host yang berhubungan multipoint harus membuat hubungan komunikasi sebanyak host yang terlibat. Selain meningkatkan beban kerja masing-masing host yang terlibat, trafic yang ditimbulkan oleh komunikasi ini akan berlipat ganda sebanyak host yang terlibat. Hal ini akan menimbulkan masalah pemakaian Bandwidth. Perhatikan gambar 1 untuk ilustrasi ini:


Gambar 1 Replikasi datagram oleh host dalam mode unicast
Dari gambar, terlihat bahwa host sumber mengadakan hubungan dengan host A, host B,host C (ketiganya terletak dalam jaringan yang sama dengan host sumber, yakni network 1) dan host D (terletak pada network 2). Dalam hal ini aplikasi yang dijalankan adalah aplikasi multimedia (video, audio, dan text conference), dimana host sumber mengirim informasi yang sama untuk seluruh host yang berhubungan dengannya. Pada host sumber, terjadi replikasi datagram sebanyak jumlah host yang mengadakan hubungan dengannya. Perlu diingat bahwa isi setiap datagram ini persis sama hanya berbeda alamat tujuan saja ( pada field destination
address).
Beberapa hal yang dapat digarisbawahi dari skenario mode multi-unicast ini adalah:
  • Teknik ini adalah cara yang paling sederhana, karena tidak memerlukan perubahan-perubahan
  • pada sisi jaringan atau modul IP pada setiap host.
  • Untuk komunikasi point-to-multipoint, beban kerja host sumber akan meningkat sebanding dengan jumlah host yang berhubungan dengannya.
  • Penggunaan bandwidth oleh host sumber akan meningkat karena host sumber harus mengirimkan informasi yang sama sebanyak jumlah host yang berhubungan dengannya, walaupun host-host tersebut berada pada satu shared media seperti ethernet. Dalam contoh di atas, host sumber menggunakan bandwidth sebesar 4 kali bandwidth yang diperlukan untuk mengirimkan informasi ke suatu host.

Mari kita tinjau keadaan jika terdapat 30 host yang berhubungan dengan host sumber. Jika untuk mengirimkan gambar bergerak atau live video dengan kualitas sedang diperlukan bandwidth sebesar 100 kbps, maka aggregate bandwidth yang ditimbulkan host sumber untuk melayani 30 host menjadi sebesar 3 Mbps. bayangkan pula jika setengahnya (15) adalah host yang ada pada network 2, sedangkan network 1 dan 2 dihubungkan dengan saluran WAN yang cukup cepat seperti T1 (1,54 Mbps) . Saluran yang tergolong high speed tersebut langsung collapse akibat traffic yang sangat meningkat tersebut. Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan kelemahan metoda ini yakni :
  • Beban kerja host akan meningkat
  • Butuh bandwidth yang sangat besar untuk komunikasi multi-point yang melibatkan jumlah host yang besar
 Sedangkan keuntungan metoda ini adalah :
  • Merupakan desain yang paling sederhana untuk diimplementasikan
  • Tidak memberi beban pada host yang bukan merupakan tujuan datagram

Broadcast

Cara yang lain untuk menyampaikan informasi yang sama kepada seluruh host adalah dengan metoda broadcast. Konsep Broadcast pada jaringan komputer (Khususnya pada network layer dalam keluarga protokol TCP/IP ) dan telah diterangkan pada bab sebelumnya. Untuk mengirimkan informasi kepada seluruh host yang ada pada jaringan yang sama, host cukup mengirimkan satu datagram yang ditujukan ke broadcast address jaringan yang bersangkutan. Karena seluruh host yang pada satu jaringan memiliki broadcast address yang sama, maka seluruh host akan menerima datagram tersebut sebagai informasi yang harus diterima. Perhatikan gambar 2 untuk ilustrasi broadcast ini :

 Gambar 2 Pengiriman datagram ke broadcast address

Dengan cara ini, bandwidth yang ditimbulkan oleh hubungan video conference dalam suatu jaringan tidak bergantung pada jumlah host yang terlibat. Demikian juga dengan beban host pengirim, karena hanya cukup mengirim satu datagram yang dapat diterima oleh semua host pada jaringan. Akan tetapi, host yang tidak ingin terlibat pada video conference ini juga menerima datagram tersebut, karena menggunakan broadcast yang sama. Hal ini akan menambah kerja dari host yang tidak terlibat karena harus memproses datagram tersebut sebelum akhirnya diabaikan.

Selain itu, setiap jaringan memiliki broadcast address yang berbeda-beda. Jika datagram ini diteruskan oleh router ke setiap broadcast address dari jaringan yang terhubung dengannya, maka datagram tadi bisa-bisa akan tersebar ke berbagai jaringan yang tidak ingin menerima datagram tersebut.

Followers

Kunjungan



free counters